Kasus Quiboloy Tidak Terpengaruh Oleh Situasi Duterte – Kubu Pengadu
Kasus hukum yang menjerat Pastor Apollo Quiboloy, pemimpin Kingdom of Jesus Christ (KOJC), terus menarik perhatian publik. Meskipun memiliki hubungan dekat dengan mantan Presiden Rodrigo Duterte, kubu pengadu menegaskan bahwa proses hukum terhadap Quiboloy tetap berjalan secara independen tanpa dipengaruhi oleh situasi politik.
Latar Belakang Kasus Kasus Quiboloy Tidak Terpengaruh
Pada November 2021, dewan juri federal di California, Amerika Serikat, mendakwa Quiboloy atas tuduhan pelanggaran seksual terhadap anak di bawah umur, perdagangan manusia, dan penipuan. FBI yang memimpin investigasi menetapkan Quiboloy sebagai buronan.
Sementara itu, di Filipina, ia juga menghadapi dakwaan penyalahgunaan anak dan pelanggaran seksual berdasarkan Undang-Undang Republik No. 7610, serta perdagangan manusia sesuai RA No. 9208. Pada Mei 2024, Mahkamah Agung mengabulkan permintaan Departemen Kehakiman untuk memindahkan kasusnya dari Davao City ke Quezon City, guna memastikan proses hukum yang lebih transparan.
Operasi Penangkapan dan Reaksi Publik
Pada 24 Agustus 2024, Kepolisian Nasional Filipina (PNP) melaksanakan operasi penangkapan Quiboloy di kompleks KOJC di Davao City. Namun, situasi menjadi tegang ketika anggota KOJC berkumpul untuk menunjukkan solidaritas mereka. Akibatnya, bentrokan terjadi dan menyebabkan beberapa orang terluka.
Menanggapi peristiwa tersebut, mantan Presiden Duterte dan Wakil Presiden Sara Duterte mengkritik tindakan PNP. Mereka menilai operasi itu berlebihan dan bermotif politik. Selain itu, Sara Duterte menghadiri acara KOJC di kompleks tersebut dan menyatakan kekecewaannya atas dukungannya terhadap Presiden Marcos dalam pemilu 2022.
Penegasan Independensi Proses Hukum
Meskipun Quiboloy memiliki hubungan dekat dengan keluarga Duterte, kubu pengadu tetap menegaskan bahwa proses hukum berjalan tanpa intervensi politik. Mereka menekankan bahwa hukum harus ditegakkan dengan adil, tanpa memandang status atau koneksi politik seseorang.
Sementara itu, pada September 2024, Presiden Marcos memuji PNP atas operasi tersebut. Ia juga memastikan bahwa proses hukum berlangsung transparan. Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa setiap permintaan dari pihak Quiboloy harus diajukan ke pengadilan, bukan ke eksekutif.
Perkembangan Terbaru
Setelah kebuntuan selama dua minggu, Quiboloy akhirnya menyerahkan diri pada 8 September 2024. Keputusan ini mengakhiri operasi pencarian PNP yang berlangsung intensif. Saat ini, ia menghadapi proses hukum atas berbagai tuduhan yang diajukan.
Secara keseluruhan, kasus ini mencerminkan komitmen pemerintah Filipina dalam menegakkan hukum secara adil dan independen. Terlepas dari hubungannya dengan Duterte, kubu pengadu memastikan bahwa proses hukum tetap berjalan sesuai prinsip keadilan tanpa campur tangan politik.