Perseteruan Trump dan Musk memanas setelah Musk mengusulkan pembentukan partai politik baru

blkbanyuwangi.com – Elon Musk dan Presiden Donald Trump kembali saling serang di media sosial. Kali ini, pemicunya adalah pengumuman Musk tentang rencananya membentuk partai politik baru bernama “America Party”. Pengusaha Tesla dan pemilik X (dulu Twitter) itu mengklaim partainya akan menjadi solusi atas sistem dua partai yang menurutnya tidak lagi efektif.
Musk menyatakan bahwa pengesahan undang-undang pemotongan pajak dan belanja besar-besaran yang didorong Trump telah membuat negara makin terlilit utang. Ia mengkritik kebijakan itu sebagai bentuk “pemborosan dan korupsi” yang memperlihatkan bahwa AS sebenarnya hidup dalam sistem satu partai, bukan demokrasi.
Trump Anggap Ide Partai Baru Sebagai Hal Konyol
Menanggapi rencana Musk, Presiden Trump dengan tegas menyebut pembentukan partai ketiga sebagai sesuatu yang “konyol”. Ia berpendapat sistem politik Amerika memang dirancang untuk dua partai utama. “Partai ketiga hanya akan menambah kebingungan. Mereka tidak pernah berhasil di negara ini,” ujar Trump kepada wartawan.
Dalam unggahan di platform Truth Social, Trump juga melontarkan kritik tajam secara pribadi kepada Musk. Ia menyebut mantan sekutunya itu telah “keluar jalur” dan menjadi “kecelakaan kereta api politik” dalam beberapa pekan terakhir.
Hubungan Retak Setelah Dukungan Dicabut
Trump dan Musk sebelumnya menjalin hubungan erat, bahkan Trump sempat menunjuk Musk sebagai “pegawai khusus pemerintah” yang memimpin Departemen Efisiensi Pemerintahan. Namun, hubungan itu mulai renggang sejak Musk mundur dari jabatan tersebut pada Mei lalu, dan secara terbuka mengkritik RUU pengeluaran Trump.
Musk bahkan sempat menyatakan bahwa para anggota parlemen yang mendukung RUU tersebut sebaiknya “menundukkan kepala karena malu.” Ia juga menyindir bahwa dirinya siap menggagalkan karier politik mereka di pemilu berikutnya jika perlu.
Isu EV Mandate dan Penolakan Nominasi NASA
Salah satu pemicu perpecahan di antara keduanya adalah perbedaan pandangan terkait kebijakan mobil listrik (EV Mandate). Trump menyatakan bahwa ia sudah sejak awal menolak adanya kewajiban pembelian kendaraan listrik dan mengklaim bahwa Musk tidak keberatan dengan sikap tersebut.
Namun, ketegangan makin memuncak saat Trump membatalkan pencalonan Jared Isaacman, rekan dekat Musk di industri antariksa, untuk memimpin NASA. Trump menyebut hal ini sebagai bentuk “perlindungan publik”, mengingat hubungan dekat antara Musk dan industri luar angkasa yang mendapat kontrak dari pemerintah.
Musk Balas Sindiran Lewat X
Musk tak tinggal diam. Ia langsung membalas sindiran Trump dengan komentar satir di platform X. “Apa itu Truth Social?” tulis Musk, menyindir platform milik Trump. Ia juga mengecam pengesahan RUU yang menurutnya bertolak belakang dengan tujuan teknologi dan kripto seperti DOGE.
Di postingan lainnya, Musk menyetujui komentar pengguna yang meminta Wakil Presiden JD Vance untuk “meluruskan fakta Presiden”, dan mempertanyakan logika pengeluaran $5 triliun oleh pemerintahan saat ini.
Fokus America Party: Senat dan DPR
Walau banyak perdebatan soal keseriusan partai barunya, Musk mengaku akan fokus pada 2–3 kursi Senat dan 8–10 kursi DPR dalam waktu dekat. Ia yakin suara partainya bisa menjadi penentu dalam undang-undang yang kontroversial.
Ia juga mengutip strategi militer kuno dari Epaminondas, jenderal Yunani yang berhasil menghancurkan dominasi militer Sparta di medan perang dengan kekuatan terfokus. Menurutnya, strategi politik juga bisa diterapkan dengan pola yang serupa: “konsentrasi kekuatan di titik strategis.”
Rencana Jangka Panjang Masih Menggantung
Sampai saat ini belum ada laporan resmi bahwa Musk telah mengajukan dokumen pembentukan partai ke Komisi Pemilihan Federal. Namun ia menyebut bahwa mendukung kandidat presiden di 2028 bukanlah hal yang ia tolak, meski untuk 12 bulan ke depan fokus utama partainya akan tetap di legislatif.
Sementara itu, publik masih menanti apakah “America Party” benar-benar akan terbentuk sebagai kekuatan baru di ranah politik Amerika, atau hanya menjadi alat protes Musk terhadap kebijakan Trump yang ia nilai menyimpang dari harapan awalnya.
Penutup
Ketegangan antara Elon Musk dan Presiden Trump semakin mempertegas keretakan di antara dua tokoh berpengaruh ini. Dengan pengumuman pembentukan “America Party”, Musk tak hanya menantang sistem politik dua partai di AS, tapi juga menempatkan dirinya di jalur baru yang berisiko namun berpotensi mengguncang peta politik nasional.
blkbanyuwangi.com akan terus mengikuti perkembangan pembentukan partai ini dan dampaknya terhadap kontestasi politik Amerika Serikat menjelang pemilu mendatang.