blkbanyuwangi.com

blkbanyuwangi.com – Badan Program Pangan Dunia PBB (Word Food Programme/WFP) mengonfirmasi bahwa ribuan warga Darfur, Sudan Barat, sedang menghadapi krisis pangan yang parah akibat dampak perang saudara yang tengah berkecamuk di wilayah tersebut. Tingkat kelaparan ekstrem telah mendorong masyarakat setempat untuk mengonsumsi apapun yang tersedia, termasuk rumput dan kulit kacang sebagai sumber makanan.

Direktur Regional WFP di Afrika Timur, Michael Dunford, mengungkapkan keadaan darurat yang dihadapi oleh masyarakat Darfur, Sudan, dengan pernyataan bahwa tanpa bantuan yang cepat, risiko kelaparan dan kematian akan semakin merajalela di wilayah tersebut serta daerah terdampak konflik di Sudan. Meskipun bantuan kemanusiaan telah disiapkan, masalah keamanan dan birokrasi telah menghambat pengiriman bantuan, termasuk pangan, yang mengakibatkan tersendatnya bantuan di negara tetangga terdekat, Chad.

Selain itu, pembatasan yang diberlakukan di Port Sudan turut menghambat pengiriman bantuan, menyebabkan sekitar 1,7 juta warga yang mengalami kelaparan tidak dapat menerima bantuan yang seharusnya mereka terima. Kendati adanya upaya pengiriman bantuan pangan di Darfur, konflik berkelanjutan dan hambatan birokrasi terus mengganggu proses tersebut, menyebabkan situasi darurat kelaparan bagi setidaknya 1,7 juta orang di wilayah tersebut.

Dengan lebih dari 8,7 juta orang terpaksa menjadi pengungsi akibat perang saudara sejak April 2023 di Sudan, termasuk laporan kekerasan seksual dan genosida yang mengerikan, kebutuhan akan bantuan darurat semakin mendesak. Jutaan orang, termasuk 4,6 juta anak-anak, terdampak langsung, menandakan eskalasi krisis kemanusiaan yang memprihatinkan di wilayah tersebut, termasuk di Darfur, Sudan Barat, di mana warga terpaksa mengonsumsi rumput dan kulit kacang untuk bertahan hidup.

By admin