Remaja Amerika Rentan Terhadap Konten Palsu di Internet, Laporan Mengungkapkan
blkbanyuwangi – Sebuah laporan baru menunjukkan bahwa remaja Amerika semakin tertipu oleh konten palsu di internet. Studi yang dilakukan oleh Common Sense Media, sebuah organisasi nirlaba yang mendukung literasi media, menemukan bahwa sekitar 35% remaja Amerika yang disurvei mengaku pernah tertipu oleh konten palsu online.
Laporan tersebut, yang melibatkan 1.000 remaja berusia 13 hingga 18 tahun, juga mengungkapkan bahwa 41% remaja pernah menemukan konten yang sebenarnya asli namun menyesatkan, dan 22% mengaku pernah membagikan informasi yang ternyata palsu6. Temuan ini menunjukkan betapa luasnya tantangan yang dihadapi remaja dalam membedakan informasi yang benar dari yang palsu di era digital ini.
Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) telah membuat produksi konten palsu menjadi slot kamboja lebih mudah dan lebih umum. AI generatif, yang digunakan untuk membuat foto, video, dan konten lainnya, telah menyebabkan peningkatan signifikan dalam jumlah konten palsu yang beredar di internet. Hal ini membuat remaja lebih sulit untuk membedakan antara konten yang asli dan yang palsu.
Salah satu faktor utama yang menyebabkan remaja mudah tertipu oleh konten palsu adalah kurangnya literasi media. Banyak remaja tidak memiliki keterampilan yang diperlukan untuk mengevaluasi keakuratan informasi yang mereka temui secara online. Studi dari News Literacy Project menemukan bahwa hanya 40% remaja yang disurvei melaporkan menerima pengajaran literasi media selama tahun ajaran 2023-2024.
Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa hampir setengah dari remaja yang disurvei tidak mempercayai perusahaan teknologi besar untuk membuat keputusan yang bertanggung jawab tentang penggunaan AI. Distrust ini mencerminkan ketidakpuasan yang lebih luas terhadap perusahaan teknologi besar di Amerika Serikat, yang sering kali dianggap tidak transparan dan tidak bertanggung jawab dalam mengelola konten palsu dan informasi yang menyesatkan.
Temuan dari laporan ini menunjukkan adanya kebutuhan mendesak untuk intervensi pendidikan yang lebih baik dalam literasi media dan misinformasi. Mengajarkan remaja keterampilan untuk mengevaluasi keakuratan informasi online sangat penting untuk mempersiapkan mereka menjadi warga negara yang aktif dan berpikir kritis. Pendidikan literasi media harus menjadi bagian integral dari kurikulum sekolah, sama pentingnya dengan mata pelajaran inti seperti membaca dan matematika.
Remaja Amerika semakin tertipu oleh konten palsu di internet, dan tantangan ini diperparah oleh perkembangan teknologi AI dan kurangnya literasi media. Diperlukan upaya yang lebih besar dari pemerintah, sekolah, dan perusahaan teknologi untuk mengatasi masalah ini dan memastikan bahwa remaja memiliki keterampilan yang diperlukan untuk menavigasi dunia digital dengan lebih baik.